Sabtu, 25 Mei 2013

Yadunandana



          hari ini adalah hari pernikahanku bersama kahar Laksmi Lazuardi. Puteri termuda yang kaya raya tinggal di tengah sungai gerong . dia adalah puteri semata wayang datuk kharil Agung Perdana. Siapa yang tidak kenal beliau bersama keluarga besarnya, mereka adalah keluarga yang ber-muka. Terpadang dan semua orang segan padanya. Untuk memahami sebuah nama, datuk kharil sangat tahu asal usul seseorang berdasarkan kasta. Sebenarnya aku tidak akan membicarakan masalah kasta, pasti akan terjadi pro kontra dan aku yang akan kena  imbasnya.
Bali merupakan kota yang memiliki banyak tradisi dan budaya. Dalam pandangan mataku, nama juga merupakan sebuah tradisi yang memiliki banyak arti. Bukan hanya sebatas doa, tapi sebuah nama juga menjadi tolak ukur tinggi rendahnya seseorang dimata masyarakat.
            Matahari telah keluar dari porosnya. Menampakan dirinya yang mencolok keindahan. Tapi lain kali itu, langit membias, matahari berlari seakan terkutuk tidak akan menghangati bumi lagi. Seketika datang pun berusaha  membakar perlahan kebahagiaan kedua insan yang tengah berbahagia itu. Begitu akad nikah dimulai, penghulu berusaha meyakinkan bahwa pernikahannya telah syah. Syah? Syah? Tak ada juga serentas suara yang menjawab. Kahar mengalihkan pandangan menatap bapaknya. Mencari sesuatu dan seakan meminta kepastian apakah pernikahannya tetap berlangsung, ataukah harus berakhir hari ini..
            “ tidak syah.. “ suara yang nyaris lembut itu menggetarkan tak percaya. Laksmi? Orang-orang menatapnya heran, termasuk yadunandana. Dia benar-benar kecewa, entah apa alasannya laksmi dengan serentak mebatalkan cincin yang tengah masuki jari manisnya yadunandana? yang pasti suasana itu benar-benar meninggalkan jejak kepedihan yang teramat besar. Bukan hanya luka, tapi rasa malu yang terpampang di wajahnya. Tanpa basa-basi , wanita yang terlihat polos itu mendesah pergi. Begitu juga dengan ribuan tamu terhormat itu meningalkan ruangan dengan penuh rasa kekecewaan. Entah kecewa karena merasa kedatangannya begitu cepat, atau kecewa dengan pentas luka yang tengah di saksikannya. Yadunandana tetap duduk termangu tidak mengerti. Dihadapannya yang tengah berdiri pula datuk kharil senyum seringai  penuh sandiwara.

  berdiri kau, lelaki miskin. ! “  yadunandana menatapya denagan mata yang nanar penuh kekecewaan. Dia benar-benar tidak percaya, selama 12 tahun telah mengenal datuk kharil yang selalu menampakan perangai yang baik itu, nyatanya hanya sekedar basa-basi layakanya tuan  rumah yang berperilaku kasar  kepada pembantunya. Yadunandana adlah pekerja yang menghabiskan sisa usia mudanya. Ia sudah memikul pekerjaan dari yang seharusnya ia kerjakan. Ia masih layak menuntut ilmu, dimulai usia 6 tahun tidak layak apalagi hanya sebatas pekeja serabutan. Saat itu juga ia benar-benar di usir datuk kharil dari istana keagungannya. Dia pergi, membawa tangan hampa dan kekosongan relung jiwa.
***
           
            3 tahun, adalah waktu yang cukup lama yadunandana tidak menampakan batang hidungnya dari keramaian dunia. Lelaki yang baru mengenal luka, perih karena kecewa yang drastic menimpa dirinya , kali ini dia tidak berpikir dari sisi yang tetap berprasangka bahwa Tuhan itu benar-benar adil. Dia  masih terlihat sama walau sekedar numpang hidup di dalam tumpukan kayu yang membatu. Lelaki yang memikul masa lalunya teramat buruk. ia menuliskan dendam, bukan karena luka tapi kekecewaannya yang belum dituntaskan. Dia sama sekali tidak memiliki rasa malu walaupun berusaha numpang tinggal di rumah seorang wanita yang pernah dilukainya. Sehari-hari kerjaannya hanya menopang dagu melihat sosok wanita paruh baya itu bercengkrama dengan hutan, menjadi tukang serabutan.
“ nak, usiamu tengah cukup tua, kapan kau akan meminang seorang gadis, amak khawatir dengan kesendrianmu yang terus begini..” ibunya terus meyakinkan. Dan membujuk anak tertua di keluarganya agar segera menikah.
“ sudah lah mak, aku tak nak menikah. Bagaimana kau akan menjalankan mahligai keluarga dengan sejahtera, kalau aku terus menerus ketiban luka . dan berkali-kali pernikahan yang ku alami selalu tidak terjadi. “
Ini kisahku, perjalanan dari masa lalu beda ketika aku menyatakan cinta semasa SMA . semua wanita nyaris memburu ku. Ah entahlah hari ini apa mungkin hanya karena nama ? namaku yang mencerminkan orang rendah? Aku emang miskin, menerjangi perjalanan hidup dengan ketidak pastian. Memiliki raut muka yang tidak meyakinkan. Kau tahu amak, karena itu semua orang merendahkanku. “kau tahu yanunandana, nama adalah warisan dari amak yang melahirkanmu . selain memiliki arti yang tersirat sebuah nama merupakan doa.sedangkan wajahmu?  Wajahmu  adalah warisan dari nenek moyang yang tidak ada duanya kamu bukan orang lain ataupun mereka . Tuhan menciptakan kamu dengan satu wajah dan manusia menciptakan yang lain.
            Hiruk piruk angin desa itu membawa serpihan debu keatas arai tua. Kalau siang hari amaknya yang setia membersihkan papande sedangkan kalau malam sudah menjadi bagian tugas yanunandana. Debu menjadi cermin seseorang yang menginjak rumahnya untuk menyesali perbuatannya. Menuju orang yang dituju, meminta maaf. Lelaki muda masih hidup dengan ambang mistery. Lelaki berparas luka yang nyaris membatu di relung jiwanya kerap kali ia mengepalkan kedua tangan sebagai alas dendam. Bagaimanapun juga amaknya sudah memperingati jangan sekali-kali lelaki sejati menyimpan dendam atas desahan luka. Karena itu amak percaya bahwa hidup bukan sekedar untuk dijalani juga dipelajari. Berani menerima dan berani mengikhlaskan.
            Tibalah  malam itu menjelma dengan puncak agungnya. Gejolak malam. Langit terlihat kilat raksasa yang perlahan akan memukul tiang listrik lantas dunia mati, hancur akar kehidupan lainnya. Di dekat rumah agung itu dia perlahan menyusup pagar. Mencabik sesal pada niat awal untuk membunuh datuk kharil agung perdana. Saya nak terima sesal hujung nyawa itu, dia harus mati membayar luka-luka ku. Aku dan luka, membuncah jiwa perjaka. Aku terluka karena dia si lelaki tua. Mulutnya komat-kamit mantra pembunuhan seolah akan benar-benar  terjadi malam ini.
            Malam ini, suasana nyaris mistery yang mendarah daging. Rumah yang terlihat megah milik tuan berkasta agung seperti gardu listrik yang tersambar kilat dengan cepat. Suara yang terdengar mengaum kepusan itu memecahkan sudut-sudut jendela. Yanunandana, dia membunuh datuk kharil agung perdana. Kepiawaiannya untuk membunuh , lenyaplah seketika. Suasana penuh denting air mata meskipun incident pembunuhan itu hanya melibatkan satu orang anak manusia yang nyaris berhasil membunuh orang ternama bersama putri semata wayangnya.
            Dia berjalan menunduki pandangannya. Mungkinkah membawa perasaan bersalah atas keegoannya atau sebatas mencari simpaty mahluk_mahluk malam agar Tuhan melemparnya ke neraka. Bagaimanapun juga manusia, dalam hatinya tertanam penyesalan yang amat dalam. Kecuali dia tetap hidup dengan akar maksiat Tuhan tetap akan melemparnya kedalam neraka. Yanunandana berdiam tak peduli begitu sampai di perasingannya, amak menyambut heran penuh kegelisahan kedatangannya tanpa  meninggalkan jejak debu berlalu lalang diatas papande. Seperti debu jalanan yang beradu dengan asap yang menelan kendaraan melaju cepat.  Wanita tua itu merangkul yanunandana yang nyawanya hampir ditelan malam. Hampir saja darahnya membuncah, dia membisikan tangannya telah membunuh datuk kharil agung perdana. Amak shok, tidak habis pikir dengan laki-laki asuhannya yang kerap disangka orang hina. Dana? Seketika lututnya melempem seperti kerupuk yang tersiram ai panas. Tanpa ada tamparan abadi di pipinya, cukup rahsia terbesar ia ungkapkna. Kau tahu dana? Alasan kenapa para tamu undangan saat itu tidak menyetujui  pernkahanmu? Selain datuk kharil yang bersikeras tidak menyetujui hubunganmu, dia juga memberi isyarat agar para tamu tidak meyetuji. Karena kahar laksmi adalah saudara sedarah denganmu nak, dia adikmu namun ayahnya yang membawa menuju akselerasi hidup yang nyata. Pelukan itu perlahan terlepas, kris di tangannya mengunjam dengan lemah kea rah kakinya.  Biarkan aku mati amak, biarkan aku mati . tolong tancab kris ini amak, sebagai penawar penyesalanku,. 

to be continue
           

Jumat, 24 Mei 2013

Ratu Mawar dan Ilalang


Ditengah hamparan rumput yang berjauhan, rumput-rumput liar nampak terlihat asyik dimainkan hembusan angin. Tak ada makanan selain siklus energi dan matahari yang panasi suasana itu. Padang rumput terlihat gersang dan termangu diam di tepi jurang yang dalam..Ketika senja menyapa, aku berharap waktu perlahan berlalu. Dalam benakku ingin segera melepas rehat di ujung lelah. Dan hari ini Nampak bersahabat. Dewi azura yang di tugaskan kerajaan langit pun terpakur ketenangan memancarkan pesona birunya. Namun, ditengah kerumunan itu  masih saja terdengar bisikan yang memecahkan gendang telinga. Aku berjalan perlahan membelah hamparan ilalang. Di beberapa sudut yang terlihat rumput itu masih perawan.  Semakin penasaran, aku melihat sekuntum mawar yang tumbuh diapit  ilalang. Terlihat layu, dengan mimik yang mengkhawatirkan. Aku terpakur diam dan menatapnya tajam.“ mawar  ini indah.. namun berduri “ sahutku dalam hati, ah..
            Lalu aku pergi dan memikirkannya di setiap perjalanan. Aku berlari dan berharap bayangan mawar dan ialalng itu tidak bisa melihatku menghabiskan sisa perjalanan. Langit tiba-tiba mendung, awan bergelayut seakan ingin menumpahkan kesedihannya. Akhirnya, aku pun membalikan badan dan melangkahkan kakiku kembali ke tempat itu.
***
            “ andaikan kau  mampu sepertiku mawar, walaupun terlihat hina tapi semua orang lebih mengagumi keindahanku.” iallang yang anggun dan sederhana itu kini terlihat menyombongkan dirinya dihadapan mawar..
              sebenarnya aku juga tidak tahan dengan keadaan seperti ini..terkadang hujan berusaha mengusirku .perlahan , mencabut sampai serabut kakiku. Mungkin ingin melihatku  mati dan tidak nampak di bumi ini.. “ mawar yang malang itu berusaha  tetap tegar dan menunggu akan keajaiban Tuhan mengangkat dirinya pindah dari tebing jurang yang kelam.
            “ jujur saja mawar..aku ingin sepertimu yang terlihat cantik, aku mengakui keindahanku, aku mengakui ke anggunanku, tapi aku lebih sengsara menjadi rumput liar yang hidup di alam gersang. “
              kau tak usah menjadi seperti aku, ataupun  berubah wujud sepertiku.. mungkin semua orang menyukaiku, aroma ku tak habisnya menjadi nafas kasih sayang. Lalu bagaimana ketika hujan deras turun? Bagaimana ketika dewi ajura bergelayut cemberut? Aku bisa mejamin bahwa  ucapan kau akan luput terbawa arus kesengsaraan. Suatu hati aku akan mati disini..“  bunga mawar yang baik hati, terus menyakinkan ilalang agar tidak menjadi bagian dari pesonannya. Akan tetapi, ucapannya semakin membuat ilalang terkesima menjadi ratu bunga yang beraroma kasih sayang.
  kasih sayang?  Kau jelek! Berduri, apa mungkin kau bisa dijadikan symbol kasih sayang? Sementara kau terus membuat orang terluka ketika merayu keanggunanmu.  Dasar kau sok jual mahal,,! 
            “ aku meluruh bisu, aku tidak bisa mempercayainya.. kau yang aku kira sederhana ternyata sikapmu lebih sombong dari dandelion yang sebenarnya sangat baik.. “
            “ bagaimanapun juga aku ingin mejadi sepertimu .! perlukah ku tantang Tuhan tuk merubah wujudmu? “
            “ ialang…kau tak perlu menantang Tuhan hanya untuk merubah takdir , kita berdiri di atas tongak kekurangan dan kelebihan. Betapa aku ingin menjadi wujudmu, memiliki punai yang terbawa angin terbang tinggi.. “ dengan penuh harap, bahwa mawar tengah menginginkan dirinya berubah menjadi ilalang semenjak di apit rumput-rumput liar itu. Bahkan, mawar terus  berusaha dan meminta pada Tuhan dapat merubah wujudnya menjadi ilalang.
            “ baiklah, kita tunggu satu malam. maka wujud kita akan sama-sama berubah. Kamu akan menjadi sepertiku yang terlihat sangat hina. Hhhhh “
           
 Andai bumi dapat membaca perasaan, laju pada langit yang menjadi tempat menyimpan segala kepiluan. Dewi azura telah  larut di tenggelamkannya sang raja di ufuk barat. Burung-burung kembali ke sarangnya sembari menghalaukan suara yang menyepik buih bumi. Malam pun tiba, pertarungan cemoohan sengit itu kembali reda. Bumi kian menyaksikan apakah mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan ataukah benar-benar suatu kutukan. entahlah
            “ ohhh inikan mawar yang sesungguhnya?  Wujudku berubah menjadi mawar?  Ini tak se buruk yang ku kira. Tuhan telah mengabulkan doa ku menjadi ratu bunga.  hhhh kini aku sudah menjadi ratu mawar yang menguasai kecantikan seluruh bunga di negeri ini.. tidak akan terjadi hinaan pada ialang  dan ah,, orang-orang tidak akan meludahi keadaanku lagi “

Ilalang yang dulu, kini berubah menjadi mawar yang selalu menyombongkan dirinya. Apa yang ia miliki walaupun teramat buruk tetap baginya adalah suatu keberuntungan. Awalanya ilalang berjanji setelah wujudnya berubah menjadi mawar ia tidak akan menjadi bunga sombong dan melukai banyak orang. Akan tetapi sebaliknya. Ialalng yang dulu sederhana, sekarang ia bersembunyi di balik kesombongannya. Lalu , bunga mawar yang dulu menginginkan keadaannya menjadi iallang, sekarang ia terlihat bahagia dengan kesederhanaannya. Satu bulan  ke depan tak habisnya melahirkan ilalang-ilalang baru dari puaninya yang terbelai rayuan angin.
***
            Suatu hari, hujan lebat melanda padang gersang. Dengan murkanya Tuhan memerintahkan langit  supaya  menampar tanpa segan bahkan menyajikan badai.  Hingga menyebabkan banyak pohon-pohn besar tumbang padahal terlalu kuat dengan batang yang merasuki tajam sampai bawah tanah. Hingga terdengar kabar ,bunga ilalang yang kini berubah menjadi mawar ia menghabiskan sisa hidupnya sendiri. Sekuat semampunya  dia menahan kesakitan karena hujan dan badai itu mengguncang tubuhnya agar ia mati sampai serabut akar. Berkali-kali ilalang itu berharap bisa berkumpul dengan rumput rumput liar yang seyoginya menjadi teman di padang gersang itu.
            
 “ ampun Tuhan.. ampun. Kembalikan lagi wujudku seperti semula, aku tak tahan dengan hujan badai ini, yaa Tuhan. Aku tidak sanggaup menjadi orang lain, ,..”
              mawar,,, dan kini aku memanggilmu mawar, bertahanlah.Rasakanlah, betapa mendritanya aku waktu itu, bukannya aku sudah mengatakan itu padamu? Tapi kau bersi keras ingin berubah menjadi orang lain, sekalipun itu menjadi diriku.” mawar yang kini berubah menjadi iallang terus  menyapa ilalang yang berubah menjadi mawar . Bahkan selalu mencoba untuk membuat ia tegar dalam kondisi apapun.

ketika hujan semakin deras, ialalang yang kini berubah menjadi mawar mati seakan mengenaskan. Selama ini ia tak berbunga dan tidak seperti awalnya yang dia kira. Akar-akar dan batangnya tumbang tersapu  himpitan rumput iallang di tegah padang itu. Ialang-ilalang tak bisa mengantarkannya pergi, kecuali tebaran punai yang berjatuhan menutupi bangkai sampai melapuk terbawa fosil kenangan.
Lihatlah hari ini, betapa bahagianya hidup mereka diatas tanah gersang. Namun mereka tetap kuat dan kokoh ketika hujan dan badai menerpanya. Ia selalu terbawa angin kemanapun pergi namun tak membuatnya mati. Hanya beberapa punai yang bahkan menjadi pengabar kedatangan senja.
           
 Note” terkadang kita merasa jengah dengan apa yang kita miliki. Merasa kurang dengan apa yang sudah menjadi bagian diri kita. Bahkan kita rela menjadi orang lain hanya untuk membuat diri kita merasa bangga. Tapi, disaat kita tengah asyik dengan dunia orang lain, pernahkah kita sadari? Secara tidak langsung mengubar kekurangan dan tidak bangga menjadi diri sendiri.merasa malu dengan kemampuan yang kita miliki. Eksistensinya diri kita, adalah  sedetail mungkin menjadi grader buat diri kita sendiri. Karena ketika kita berusaha menjadi orang lain,sebenarnya tidak ada kesempatan untuk melihat siapa diri kita yang sebenarnya.
           
Bye ; Siluet Senja


Minggu, 31 Maret 2013

Narasi di Bawah Langit Senja


Dalam kurun waktu 3 tahun, aku lelah melepas rehatku dalam bercinta walaupun hanya dalam dunia maya. Selamattinggal dikta, kamu adalah cinta yang di ibaratkan seperti menggapai yang tidak ada. Aku berusaha move on dan berharap ada yang bisa menghapus bayangmu dari fikiranku.Lagi-lagi ada laki-laki yang nyatakan cinta padaku dan lebih parahnya dia adalah teman Hanif dari pesantren Daffa. Aku tidak tahu siapa nama aslinya hanya tersurat nama yang tidak asing ku dengar dan ku sebut sewaktu meminta kabar hasbi lewat dia. “ si bajak laut “
 kurang lebih dua minggu, kami sempat chatingan dan  aku minta waktu satu minggu untuk ngasih keputusan yang tepat.  bola matamu, terlihat berbinar bahagia ketika  aku menerima ketulusan hatimu, ucapan cinta yang tak mungkin dari kebohongan yang nyata, dan aku menuntunmu mengelilingi hamparan bunga matahari. Kau mebelai rambutku dan menempelkan sepasang bunga pada  daun telinga. Karena kita telah bersumpah janji di bawah terik matahari, dan  aku membiarkan matamu meleleh hingga basahi tebing pipi. Hingga hanya aku yang mampu menghapus air matamu, dan aku yang mampu memelukmu saat kau resah dan gelisah,,
            “Kau  selalu ceria” katamu sambil mengelus rambutku, tak  ada kesedihan yang hinggap di wajahku. Ya,, Karena disinilah aku selalu menuai cerita di bawah langit senja. Tempat dimana harapan, cinta, dan impian  masih berjalan. Suasana yang menyeret bibir untuk mengguratkan senyum manis .Dan di waktu petanglah suara tasbih bergema ibadah, Dzikir kepada-Nya yang mampu menyatukan kita dalam dekapan indah. Aku memang diam tidak terlalu banyak apa yang ingin aku katakan. Ujung senja selalu menuai ribuan cerita. Dan kau pernah bilang seketika hatiku luka,
“ jangan pergi, kamu terlihat seperti ilalang yang memberi  keindahan..terbesit senja di ufuk barat.  mentari menabur suasana kasih sayang ke hamparan ilalang.”
“ aku tak akan pergi dari kasih dan sentuhan lembutmu,,janji kita akan menjadi bukti di kemudian hari”

***
Ia menghelakan nafas kebahagiaan , di terpa angin ketulusan . Bahagia terpancar merona dari wajah yang tak pantas menderaikan air mata. Tak ada dalam benakku untuk berpisah denganmu , memang kita terlahir bersama untuk membangun cinta-Nya .Tak ada sepercik luka pun yang pernah kau torehkan , karena kasih sayanglah yang mampu melarutkanmu untuk selalu mencintaiku.
Aku bersikeras bertanya pada diriku, berusaha menolong raga dari gelap gulita. Hingga setiap sore tak akan pernah bosan melihatnya di ufuk barat.Maafkan aku Re,,ternyata akulah yang mengingkari jaji. Aku akan pergi ke ujung kaki langit melepas kenangan besarnya kenangan , mengejar angin sendiri di iringi ilalang menari,,karena disanalah aku bisa melupakanmu. Melepasmu dari hidupku dan berusaha meninggalkanmu selamanya. Selama ini, tak ada seditikpun benih cinta yang tumbuh di hatiku. Dan aku tak bisa terlalu lama hidup dalam kebohongan .kenyataannya aku tidak mencintaimu , dan aku tak bisa mewujudkannya.
Kamu terlalu baik untukku Re,, sungguh sayang jika kau kan ku lepaskan.  Esok lusa  aku akan mengajakmu tidak  dalam lintasan alam ,disana bukan lagi hamparan ilalang yang selalu kita nikmati .Aku menanam sayur-sayuran dan hamparan  hijau yang memanjakan mata, dan hidup dengan kesederhanaan yang aku nikmati sedari dulu.
“ Kamu boleh marah padaku,,tampar aku ! aku tak ingin melihatmu terluka, ataupun terkesipu malu. “
  Apa salahku ? kenapa kamu tak bilang dari awal jika semua harus menjadi akhir yang buruk,?
“ pergilah ! “ pintaku dengan keras dan lantang

***
Perpisahan bukan hal yang aku inginkan. Aku tak mampu menciftakan keserasian dengan jiwa yang  tak tersurat cinta. Suatu hari kenangan itu yang akan menjemputmu , memutar kembali dan sejarahnya akan terulang kembali. Walau bukan aku yang ada dalam cerita itu, yakinlah bahwa dia yang terbaik untukmu. Kembalilah ke masa depan , dan harus kau tatap dengan nyata  , kembali ke pelukannya.
Angin sore mulai diam tak mengusik hari dan suasana. Tak ada seorang pun yang melihatku terbaring di bawah langit senja kathulistiwa. Aku masih ingin bebas berekspresi dengan mimpi yang masih berjalan. Walaupun aku tak tahu sampai mana batas waktu merekamnya.Biarkan aku sendiri disini  melepas penat dan sedikit sesal yang terus menghantuiku. Biarkan aku larut dalam pelukan-Nya. Aku sudah tak bisa menahan  ganasya Kanker jantung yang sudah bertahun-tahun memvonisku. Hati dan jantung ini milikku.Aku menyentuhnya dengan dekapan hangat kedua tanganku.Dan aku akan bahagia terbaring  memenjamkan mata ,tanpa seorangpun yang tahu keberadaanku. 
Angin terkadang nakal membangunkan semua bunga yang terlelap tidur ,mengkabarkan dunia ,dan membuat suasana pecah seketika. Menggugurkan lembaran daun  hingga berjatuhan menjadi selimut dan bantalku. Angin kembali  menyepik buih bumi, hingga ilalang terbangaun dari tanah yang gersang. Menjadi bingkai dan menebarkan bibit  muda ke  wajah jelita..












Aku Tetap Menjaga


             Puisi ini sempat ku bacakan padanya,pada  secarik kertas yang bertuliskan  hanya untuk dia yang terkasih dan terjaga selama aku tengah bersahabat dengan komitmen. “aku tidak akan pacaran, karena pacaran bukan suatu keharusan. Aku hanya akan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya .”
           
              “seandainya kaulah jodohku yang ditulis di lauh mahfuz,Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itulah janji Allah,akan tetapi selagi kita tidak diikat dengan ikatan sah,janganlah kau memubazirkan perasaan. Karena kita masih mempunyai hak untuk menjalin hubungan. Kak,Permintaanku tidak banyak, cukuplah engkau menjaga hatimu  dan menyerahkan seluruh dirimu tuk  mencari ridha illahi. Aku akan teramat sangat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan, aku akan sangat bersyukur pada illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu. Mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau  tersungkur ke medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan, atau syahid dijalan-Nya. Akan ku keringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti akan berendam dalam air mata darah,andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu untukku. Tapi, cukuplah kau mencintai Allah , karena itu hatimu akan selalu terpaut pada-Nya  dan dengan mudah engkau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu akan lebih abadi dari pada cinta biasa. Dan engkau akan tahu hakikat cinta yang sebenarnya adalah memberi dan menjaga. Semoga kita dipertemukan di jannah-Nya. Aamiin “
            Aku sangat mengharapkan kak rangga menjadi kekasihku  kelak. Apapun yang dia putuskan dalam ucapannya mengenai  hubungan,walau  hanya sekedar taaruf, itu tidak masalah. Walaupun yang sebenarnya dalam hatiku  tumbuh hasrat ingin menjalin hubungan dengannya lebih dari sekedar teman. Teman yang bisa mengerti posisiku sebagai wanita yang butuh kasih sayang dari seorang laki-laki. Begitupun dengan cinta,aku menyadari bahwa hanya kak  Rangga yang bisa membawaku menuju cinta illahi. Aku tahu persis bagaimana karakter Rannga ketika dia bicara tentang cinta, perasaanya  seolah tak ada satu pun kekeliruan yang dia sembuanyikan. Dia selalu menceritakan kebaikan bahkan keburukannya yang ia jadikan sebagai bahan introspeksi diri. Kali ini, seakan kita pernah saling mengenal lebih lama Padahal Cuma bertemu dalam maya dan itu pun sekedar factor keberuntungan. Tidak ada kekhawatiran apapun dibenakku mengenai hubungan yang terjalin lewat phone seluler. Hubungan jarak jauh yang hanya mengandalkan internet ini sangat berpengaruh bagi kehidupanku. Dua minggu sebelumnya, kak rangga pernah bilang bahwa aku lah orang special dalam hidupnya. Cara menyampaikannya ia sangat ragu-ragu, yang aku lihat dia lebih sering mengungkapkan perasaannya pakai bahasa inggris. Ya, aku ngerti maksudnya. Tanpa menunggu waktu cukup lama pun, aku menjawab kembali dan berharap dia sangat senang dengan jawaban dariku. “ you are my special one for me too.. I hope to the further that you are my partner..hehe “
            “ kak rangga, kapan kak rangga main ke daerah ciamis? Disni banyak hamparan ilalang yang sebelumnya pernah ku ceritakan sama kakak.  Indah banget, kakak tahu gak? Bunga ialalng adalah symbol kesederhanaan seseorang. Terkadang bunga itu dipandang gersang padahal Bunga ini menyembunyikan sisi keindahannya. “
            “ kapan-kapan kakak akan ke ciamis, walaupun itu jauh kaka akan paksain cuma buat ketemu kamu. Kamu mau kan? nemenin kakak ke padang illang? “
            Pesan singkat itu membuat dadaku kembang kempis menanti pertanyaanku. Dan secepat itu pesan singkatku dibalas. Senangnya,,hari-hariku penuh dengan cinta.  Cinta seindah bunga sakura, seputih salju himalaya. Inikah perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta? Dunia membelah pun jauh dari pandangannya, tak peduli. Sepenggal kata pun taka da apa-apanya. Cinta benar-benar membuat semua insan membuang perangai dusta. Apapun geretak hati ia ungkapkan tanpa memikirkan resiko baik buruknya. Ya,, kak Rangga benar-benar telah mencuri separuh hatiku. Membawa cinta terbang yang kian sulit ku capai. Tuhan, aku merasa sudah menemukan sosok pria yang tepat sebagai teman hatiku.
          
  12 january, 2013..
           
           Dua bulan telah berlalu..raga tanpa iman bagaikan balon gas tanpa udara. Hanya berisi atom dan electron yang entah kemana terbangya. Semuanya kosong melongpong, rapuh dan aku sendiri baru menyadari tengah memahat perasaan resah selama ini. Kak rangga, kak rangga kemana? Pergi tanpa kabar ,bahkan  tak ada satu pun pesan masuk ke handphoneku . tak juga ku lihat satu pesan yang  jelas dibarisan inbox facebook. Padahal akan sangat senang berburu dengan bolamataku yang nyaris nanar terburu-buru membuka pesan penuh harapan.Aku sangat  berharap  pesan itu dari kakak.
            “ assalamualaikum,,jingga, sebelumnya kakak minta maaf. Pesan ini mungkin sangat lama membuatmu menunggu kedatangan kakak. Dalam pesan kali ini kakak tidak akan banyak kata. Yang ingin kakak sampaikan, mungkin terkadang kakak membuatmu risih atau bahkan kakak adalah si pembual pemberi harapan palsu. kakak tahu itu sakit, kakak tahu ini cukup pedih untuk wanita sebaik kamu. Asal kamu tahu, sebenarnya kamu tidak bisa menjaga komitmenmu selama ini. Kamu terlalu mengkhawatirkan perasaanmu sendiri dari pada komitmen yang ada pada dirimu sebenarnya. Perasaan itu adalah mahkota yang harus kamu jaga. Kamu nyadar gak? Selama hubungan denganku, apa yang sudah kamu torehkan antara perasaanmu untukku? Kamu masih belum bisa menjaga komitmen jingga. Kamu  belum terlalu dewasa untuk mengambil suatu keputusan. Jing, asal kamu tahu, kakak punya pacar? Iya. Iya kakak punya pacar jing. Tapi, kakak dan dia sekedar  menjalin hubungan jarak jauh. Dia yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi sambil menyisakan waktunya untuk meuntut ilmu di pesantren miftahul huda pekalongan. Hal itu yang membuat kakak percaya padanya tanpa inginku mengganggu dia. Karena dia pun sudah berjanji akan menjaga perasaannya. Jing, dari kecil sampai sekarang aku sangat mencintai kota pekalongan. Aku terlahir dari desa yang penuh budaya. Disini aku belajar cinta, disini aku tumbuh dengan cinta. Maka dari itu aku putuskan untuk mencintai gadis desaku. Dia adalah sosok wanita yang menjaga perasaanya. Dia .. ahh maaf jing, mungkin kamu akan terlalu sakit jika aku menceritakan sepenuhnya tentang dia. Sebenarnya, masih banyak pesan yang inginku sampaikan tapi mungkin bagimu aku sudah terlalu membuatmu kecewa. Maafkan aku,, “
            Ini,,ini jawaban penantianku dari kak rangga? Lelah disini adalah menunggumu kak, kalau kakak benar-benar tidak mencintaiku, kenapa harus dari awal kakak nyatakan perasaan lebih dulu.? Kak rangga sudah punya pacar?  Hati ku berdesit, darahku mengalir antara dingin dan hangat saling beradu. Berkali-kali aku membaca pesan itu, aku tak bisa  membendung air mata yang bergelayut sekan tumpah dengan cepatnya. Langkahnya yang tidak ku mengerti , aku tahu  ia adalah laki-laki  baik yang pernah ku kenal. Namun hatinya penuh  racun  berlumur madu. Dengan cepat ,walaupun langkahku terhunjat, aku membalas pesannya dengan singkat yang tertera emotion smile “ kalau ini yang terbaik menurut kaka, aku terima. Tapi satu hal, tolong jangan pernah mengungkit kesalahan yang sama lagi,jangan menghubungku lagi, dan tolong, anggap saja kita tidak pernah saling mengenal.  Langgeng ya, sama pacarnya J bye “ Aku membiarkan pesan itu menghiasi inbox berhari hari tanpa sedikitpun kata yang aku ucapkan lagi. Enggan sekali  membalasnya, kali ini aku benar-benar tidak mempercayainya lagi. Walaupun sebenarnya msih banyak unek-unnek yang sesak ingin ku sampaikan sama dia. Aku ingin menyampaikan perasaan yang beraneka ragam ini,aku ingin dia tahu bahwa dia benar-benar membuatku terluka. Ya Tuhan..buatlah air mata ini surut dari telaganya. Biarkan hatiku kering untuk tidak mempercayainya lagi.
            Aku sadar, bukanlah dia yang salah. Bukanlah karena dia yang telah menyakitiku. Tapi karena aku yang telah mencintainya. Aku yang telah melaggar perjanjianku dengan Tuhan. Bahwa aku tidak akan pacaran dan membubadzirkan perasaan. Walaupun terkadang aku merasa kesepian dan sendiri tapi jauh lebih baik ketika aku mencabik sepi ini dengan komitmenku pada-Nya.  “ kak rangga,,makasih sudah pernah menghiasi hariku selama ini. Walau terkadang yang ku ingat hanya keburukan kakak, tapi hatiku bersi keras bahwa kakak lah yang terbaik dari-Nya. Aku sadar bahwa  kakak sudah menjalin hubungan dengan wanita pilihan kakak. Dan aku tidak berhak mengganggu mu kak. Satu hal yang harus kaka tahu, disini aku akan tetap menjaga perasaanku. Bukan karena kakak, melainkan karena kakak lah yang menyadarkanku untuk menjaga komitmenku.soal menikah tanpa pacaran , insya Allah aku akan menempunhnya. Aku yakin kak, cinta sejati adalah cinta yang hidup karena ikatan-Nya. Tidak berarti harus memiliki, karena cinta sejati akan selalu ber-asa menjalin hubungan walau jarak dan maut memisahkan. “