Dalam kurun waktu 3 tahun, aku lelah melepas rehatku dalam
bercinta walaupun hanya dalam dunia maya. Selamattinggal dikta, kamu adalah
cinta yang di ibaratkan seperti menggapai yang tidak ada. Aku berusaha move on
dan berharap ada yang bisa menghapus bayangmu dari fikiranku.Lagi-lagi ada
laki-laki yang nyatakan cinta padaku dan lebih parahnya dia adalah teman Hanif dari pesantren Daffa. Aku tidak tahu siapa nama aslinya hanya tersurat nama yang
tidak asing ku dengar dan ku sebut sewaktu meminta kabar hasbi lewat dia. “ si bajak laut “
kurang lebih dua minggu, kami sempat chatingan dan aku minta waktu satu minggu untuk ngasih
keputusan yang tepat. bola matamu,
terlihat berbinar bahagia ketika aku
menerima ketulusan hatimu, ucapan cinta yang tak mungkin dari kebohongan yang
nyata, dan aku menuntunmu mengelilingi hamparan bunga matahari. Kau mebelai
rambutku dan menempelkan sepasang bunga pada
daun telinga. Karena kita telah bersumpah janji di bawah terik matahari,
dan aku membiarkan matamu meleleh hingga
basahi tebing pipi. Hingga hanya aku yang mampu menghapus air matamu, dan aku
yang mampu memelukmu saat kau resah dan gelisah,,
“Kau selalu ceria”
katamu sambil mengelus rambutku, tak ada
kesedihan yang hinggap di wajahku. Ya,, Karena disinilah aku selalu menuai
cerita di bawah langit senja. Tempat dimana harapan, cinta, dan impian masih berjalan. Suasana yang menyeret bibir
untuk mengguratkan senyum manis .Dan di waktu petanglah suara tasbih bergema
ibadah, Dzikir kepada-Nya yang mampu menyatukan kita dalam dekapan indah. Aku
memang diam tidak terlalu banyak apa yang ingin aku katakan. Ujung senja selalu
menuai ribuan cerita. Dan kau pernah bilang seketika hatiku luka,
“ jangan pergi, kamu terlihat seperti ilalang yang memberi keindahan..terbesit senja di ufuk barat. mentari menabur suasana kasih sayang ke
hamparan ilalang.”
“ aku tak akan pergi dari kasih dan sentuhan lembutmu,,janji
kita akan menjadi bukti di kemudian hari”
***
Ia menghelakan nafas kebahagiaan , di terpa angin ketulusan .
Bahagia terpancar merona dari wajah yang tak pantas menderaikan air mata. Tak
ada dalam benakku untuk berpisah denganmu , memang kita terlahir bersama untuk
membangun cinta-Nya .Tak ada sepercik luka pun yang pernah kau torehkan , karena
kasih sayanglah yang mampu melarutkanmu untuk selalu mencintaiku.
Aku bersikeras bertanya pada diriku, berusaha menolong raga dari
gelap gulita. Hingga setiap sore tak akan pernah bosan melihatnya di ufuk
barat.Maafkan aku Re,,ternyata akulah yang mengingkari jaji. Aku akan pergi ke
ujung kaki langit melepas kenangan besarnya kenangan , mengejar angin sendiri
di iringi ilalang menari,,karena disanalah aku bisa melupakanmu. Melepasmu dari
hidupku dan berusaha meninggalkanmu selamanya. Selama ini, tak ada seditikpun
benih cinta yang tumbuh di hatiku. Dan aku tak bisa terlalu lama hidup dalam
kebohongan .kenyataannya aku tidak mencintaimu , dan aku tak bisa
mewujudkannya.
Kamu terlalu baik untukku Re,, sungguh sayang jika kau kan ku
lepaskan. Esok lusa aku akan mengajakmu tidak dalam lintasan alam ,disana bukan lagi
hamparan ilalang yang selalu kita nikmati .Aku menanam sayur-sayuran dan
hamparan hijau yang memanjakan mata, dan
hidup dengan kesederhanaan yang aku nikmati sedari dulu.
“ Kamu boleh marah padaku,,tampar aku ! aku tak ingin melihatmu
terluka, ataupun terkesipu malu. “
“ Apa salahku ? kenapa
kamu tak bilang dari awal jika semua harus menjadi akhir yang buruk,?
“ pergilah ! “ pintaku dengan keras dan lantang
***
Perpisahan bukan hal yang aku inginkan. Aku tak mampu
menciftakan keserasian dengan jiwa yang
tak tersurat cinta. Suatu hari kenangan itu yang akan menjemputmu ,
memutar kembali dan sejarahnya akan terulang kembali. Walau bukan aku yang ada
dalam cerita itu, yakinlah bahwa dia yang terbaik untukmu. Kembalilah ke masa
depan , dan harus kau tatap dengan nyata
, kembali ke pelukannya.
Angin sore mulai diam tak mengusik hari dan suasana. Tak ada
seorang pun yang melihatku terbaring di bawah langit senja kathulistiwa. Aku
masih ingin bebas berekspresi dengan mimpi yang masih berjalan. Walaupun aku
tak tahu sampai mana batas waktu merekamnya.Biarkan aku sendiri disini melepas penat dan sedikit sesal yang terus
menghantuiku. Biarkan aku larut dalam pelukan-Nya. Aku sudah tak bisa
menahan ganasya Kanker jantung yang
sudah bertahun-tahun memvonisku. Hati dan jantung ini milikku.Aku menyentuhnya
dengan dekapan hangat kedua tanganku.Dan aku akan bahagia terbaring memenjamkan mata ,tanpa seorangpun yang tahu
keberadaanku.
Angin terkadang nakal membangunkan semua bunga yang terlelap
tidur ,mengkabarkan dunia ,dan membuat suasana pecah seketika. Menggugurkan
lembaran daun hingga berjatuhan menjadi
selimut dan bantalku. Angin kembali
menyepik buih bumi, hingga ilalang terbangaun dari tanah yang gersang.
Menjadi bingkai dan menebarkan bibit
muda ke wajah jelita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar