Minggu, 31 Maret 2013

Narasi di Bawah Langit Senja


Dalam kurun waktu 3 tahun, aku lelah melepas rehatku dalam bercinta walaupun hanya dalam dunia maya. Selamattinggal dikta, kamu adalah cinta yang di ibaratkan seperti menggapai yang tidak ada. Aku berusaha move on dan berharap ada yang bisa menghapus bayangmu dari fikiranku.Lagi-lagi ada laki-laki yang nyatakan cinta padaku dan lebih parahnya dia adalah teman Hanif dari pesantren Daffa. Aku tidak tahu siapa nama aslinya hanya tersurat nama yang tidak asing ku dengar dan ku sebut sewaktu meminta kabar hasbi lewat dia. “ si bajak laut “
 kurang lebih dua minggu, kami sempat chatingan dan  aku minta waktu satu minggu untuk ngasih keputusan yang tepat.  bola matamu, terlihat berbinar bahagia ketika  aku menerima ketulusan hatimu, ucapan cinta yang tak mungkin dari kebohongan yang nyata, dan aku menuntunmu mengelilingi hamparan bunga matahari. Kau mebelai rambutku dan menempelkan sepasang bunga pada  daun telinga. Karena kita telah bersumpah janji di bawah terik matahari, dan  aku membiarkan matamu meleleh hingga basahi tebing pipi. Hingga hanya aku yang mampu menghapus air matamu, dan aku yang mampu memelukmu saat kau resah dan gelisah,,
            “Kau  selalu ceria” katamu sambil mengelus rambutku, tak  ada kesedihan yang hinggap di wajahku. Ya,, Karena disinilah aku selalu menuai cerita di bawah langit senja. Tempat dimana harapan, cinta, dan impian  masih berjalan. Suasana yang menyeret bibir untuk mengguratkan senyum manis .Dan di waktu petanglah suara tasbih bergema ibadah, Dzikir kepada-Nya yang mampu menyatukan kita dalam dekapan indah. Aku memang diam tidak terlalu banyak apa yang ingin aku katakan. Ujung senja selalu menuai ribuan cerita. Dan kau pernah bilang seketika hatiku luka,
“ jangan pergi, kamu terlihat seperti ilalang yang memberi  keindahan..terbesit senja di ufuk barat.  mentari menabur suasana kasih sayang ke hamparan ilalang.”
“ aku tak akan pergi dari kasih dan sentuhan lembutmu,,janji kita akan menjadi bukti di kemudian hari”

***
Ia menghelakan nafas kebahagiaan , di terpa angin ketulusan . Bahagia terpancar merona dari wajah yang tak pantas menderaikan air mata. Tak ada dalam benakku untuk berpisah denganmu , memang kita terlahir bersama untuk membangun cinta-Nya .Tak ada sepercik luka pun yang pernah kau torehkan , karena kasih sayanglah yang mampu melarutkanmu untuk selalu mencintaiku.
Aku bersikeras bertanya pada diriku, berusaha menolong raga dari gelap gulita. Hingga setiap sore tak akan pernah bosan melihatnya di ufuk barat.Maafkan aku Re,,ternyata akulah yang mengingkari jaji. Aku akan pergi ke ujung kaki langit melepas kenangan besarnya kenangan , mengejar angin sendiri di iringi ilalang menari,,karena disanalah aku bisa melupakanmu. Melepasmu dari hidupku dan berusaha meninggalkanmu selamanya. Selama ini, tak ada seditikpun benih cinta yang tumbuh di hatiku. Dan aku tak bisa terlalu lama hidup dalam kebohongan .kenyataannya aku tidak mencintaimu , dan aku tak bisa mewujudkannya.
Kamu terlalu baik untukku Re,, sungguh sayang jika kau kan ku lepaskan.  Esok lusa  aku akan mengajakmu tidak  dalam lintasan alam ,disana bukan lagi hamparan ilalang yang selalu kita nikmati .Aku menanam sayur-sayuran dan hamparan  hijau yang memanjakan mata, dan hidup dengan kesederhanaan yang aku nikmati sedari dulu.
“ Kamu boleh marah padaku,,tampar aku ! aku tak ingin melihatmu terluka, ataupun terkesipu malu. “
  Apa salahku ? kenapa kamu tak bilang dari awal jika semua harus menjadi akhir yang buruk,?
“ pergilah ! “ pintaku dengan keras dan lantang

***
Perpisahan bukan hal yang aku inginkan. Aku tak mampu menciftakan keserasian dengan jiwa yang  tak tersurat cinta. Suatu hari kenangan itu yang akan menjemputmu , memutar kembali dan sejarahnya akan terulang kembali. Walau bukan aku yang ada dalam cerita itu, yakinlah bahwa dia yang terbaik untukmu. Kembalilah ke masa depan , dan harus kau tatap dengan nyata  , kembali ke pelukannya.
Angin sore mulai diam tak mengusik hari dan suasana. Tak ada seorang pun yang melihatku terbaring di bawah langit senja kathulistiwa. Aku masih ingin bebas berekspresi dengan mimpi yang masih berjalan. Walaupun aku tak tahu sampai mana batas waktu merekamnya.Biarkan aku sendiri disini  melepas penat dan sedikit sesal yang terus menghantuiku. Biarkan aku larut dalam pelukan-Nya. Aku sudah tak bisa menahan  ganasya Kanker jantung yang sudah bertahun-tahun memvonisku. Hati dan jantung ini milikku.Aku menyentuhnya dengan dekapan hangat kedua tanganku.Dan aku akan bahagia terbaring  memenjamkan mata ,tanpa seorangpun yang tahu keberadaanku. 
Angin terkadang nakal membangunkan semua bunga yang terlelap tidur ,mengkabarkan dunia ,dan membuat suasana pecah seketika. Menggugurkan lembaran daun  hingga berjatuhan menjadi selimut dan bantalku. Angin kembali  menyepik buih bumi, hingga ilalang terbangaun dari tanah yang gersang. Menjadi bingkai dan menebarkan bibit  muda ke  wajah jelita..












Tidak ada komentar: