Jumat, 24 Mei 2013

Ratu Mawar dan Ilalang


Ditengah hamparan rumput yang berjauhan, rumput-rumput liar nampak terlihat asyik dimainkan hembusan angin. Tak ada makanan selain siklus energi dan matahari yang panasi suasana itu. Padang rumput terlihat gersang dan termangu diam di tepi jurang yang dalam..Ketika senja menyapa, aku berharap waktu perlahan berlalu. Dalam benakku ingin segera melepas rehat di ujung lelah. Dan hari ini Nampak bersahabat. Dewi azura yang di tugaskan kerajaan langit pun terpakur ketenangan memancarkan pesona birunya. Namun, ditengah kerumunan itu  masih saja terdengar bisikan yang memecahkan gendang telinga. Aku berjalan perlahan membelah hamparan ilalang. Di beberapa sudut yang terlihat rumput itu masih perawan.  Semakin penasaran, aku melihat sekuntum mawar yang tumbuh diapit  ilalang. Terlihat layu, dengan mimik yang mengkhawatirkan. Aku terpakur diam dan menatapnya tajam.“ mawar  ini indah.. namun berduri “ sahutku dalam hati, ah..
            Lalu aku pergi dan memikirkannya di setiap perjalanan. Aku berlari dan berharap bayangan mawar dan ialalng itu tidak bisa melihatku menghabiskan sisa perjalanan. Langit tiba-tiba mendung, awan bergelayut seakan ingin menumpahkan kesedihannya. Akhirnya, aku pun membalikan badan dan melangkahkan kakiku kembali ke tempat itu.
***
            “ andaikan kau  mampu sepertiku mawar, walaupun terlihat hina tapi semua orang lebih mengagumi keindahanku.” iallang yang anggun dan sederhana itu kini terlihat menyombongkan dirinya dihadapan mawar..
              sebenarnya aku juga tidak tahan dengan keadaan seperti ini..terkadang hujan berusaha mengusirku .perlahan , mencabut sampai serabut kakiku. Mungkin ingin melihatku  mati dan tidak nampak di bumi ini.. “ mawar yang malang itu berusaha  tetap tegar dan menunggu akan keajaiban Tuhan mengangkat dirinya pindah dari tebing jurang yang kelam.
            “ jujur saja mawar..aku ingin sepertimu yang terlihat cantik, aku mengakui keindahanku, aku mengakui ke anggunanku, tapi aku lebih sengsara menjadi rumput liar yang hidup di alam gersang. “
              kau tak usah menjadi seperti aku, ataupun  berubah wujud sepertiku.. mungkin semua orang menyukaiku, aroma ku tak habisnya menjadi nafas kasih sayang. Lalu bagaimana ketika hujan deras turun? Bagaimana ketika dewi ajura bergelayut cemberut? Aku bisa mejamin bahwa  ucapan kau akan luput terbawa arus kesengsaraan. Suatu hati aku akan mati disini..“  bunga mawar yang baik hati, terus menyakinkan ilalang agar tidak menjadi bagian dari pesonannya. Akan tetapi, ucapannya semakin membuat ilalang terkesima menjadi ratu bunga yang beraroma kasih sayang.
  kasih sayang?  Kau jelek! Berduri, apa mungkin kau bisa dijadikan symbol kasih sayang? Sementara kau terus membuat orang terluka ketika merayu keanggunanmu.  Dasar kau sok jual mahal,,! 
            “ aku meluruh bisu, aku tidak bisa mempercayainya.. kau yang aku kira sederhana ternyata sikapmu lebih sombong dari dandelion yang sebenarnya sangat baik.. “
            “ bagaimanapun juga aku ingin mejadi sepertimu .! perlukah ku tantang Tuhan tuk merubah wujudmu? “
            “ ialang…kau tak perlu menantang Tuhan hanya untuk merubah takdir , kita berdiri di atas tongak kekurangan dan kelebihan. Betapa aku ingin menjadi wujudmu, memiliki punai yang terbawa angin terbang tinggi.. “ dengan penuh harap, bahwa mawar tengah menginginkan dirinya berubah menjadi ilalang semenjak di apit rumput-rumput liar itu. Bahkan, mawar terus  berusaha dan meminta pada Tuhan dapat merubah wujudnya menjadi ilalang.
            “ baiklah, kita tunggu satu malam. maka wujud kita akan sama-sama berubah. Kamu akan menjadi sepertiku yang terlihat sangat hina. Hhhhh “
           
 Andai bumi dapat membaca perasaan, laju pada langit yang menjadi tempat menyimpan segala kepiluan. Dewi azura telah  larut di tenggelamkannya sang raja di ufuk barat. Burung-burung kembali ke sarangnya sembari menghalaukan suara yang menyepik buih bumi. Malam pun tiba, pertarungan cemoohan sengit itu kembali reda. Bumi kian menyaksikan apakah mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan ataukah benar-benar suatu kutukan. entahlah
            “ ohhh inikan mawar yang sesungguhnya?  Wujudku berubah menjadi mawar?  Ini tak se buruk yang ku kira. Tuhan telah mengabulkan doa ku menjadi ratu bunga.  hhhh kini aku sudah menjadi ratu mawar yang menguasai kecantikan seluruh bunga di negeri ini.. tidak akan terjadi hinaan pada ialang  dan ah,, orang-orang tidak akan meludahi keadaanku lagi “

Ilalang yang dulu, kini berubah menjadi mawar yang selalu menyombongkan dirinya. Apa yang ia miliki walaupun teramat buruk tetap baginya adalah suatu keberuntungan. Awalanya ilalang berjanji setelah wujudnya berubah menjadi mawar ia tidak akan menjadi bunga sombong dan melukai banyak orang. Akan tetapi sebaliknya. Ialalng yang dulu sederhana, sekarang ia bersembunyi di balik kesombongannya. Lalu , bunga mawar yang dulu menginginkan keadaannya menjadi iallang, sekarang ia terlihat bahagia dengan kesederhanaannya. Satu bulan  ke depan tak habisnya melahirkan ilalang-ilalang baru dari puaninya yang terbelai rayuan angin.
***
            Suatu hari, hujan lebat melanda padang gersang. Dengan murkanya Tuhan memerintahkan langit  supaya  menampar tanpa segan bahkan menyajikan badai.  Hingga menyebabkan banyak pohon-pohn besar tumbang padahal terlalu kuat dengan batang yang merasuki tajam sampai bawah tanah. Hingga terdengar kabar ,bunga ilalang yang kini berubah menjadi mawar ia menghabiskan sisa hidupnya sendiri. Sekuat semampunya  dia menahan kesakitan karena hujan dan badai itu mengguncang tubuhnya agar ia mati sampai serabut akar. Berkali-kali ilalang itu berharap bisa berkumpul dengan rumput rumput liar yang seyoginya menjadi teman di padang gersang itu.
            
 “ ampun Tuhan.. ampun. Kembalikan lagi wujudku seperti semula, aku tak tahan dengan hujan badai ini, yaa Tuhan. Aku tidak sanggaup menjadi orang lain, ,..”
              mawar,,, dan kini aku memanggilmu mawar, bertahanlah.Rasakanlah, betapa mendritanya aku waktu itu, bukannya aku sudah mengatakan itu padamu? Tapi kau bersi keras ingin berubah menjadi orang lain, sekalipun itu menjadi diriku.” mawar yang kini berubah menjadi iallang terus  menyapa ilalang yang berubah menjadi mawar . Bahkan selalu mencoba untuk membuat ia tegar dalam kondisi apapun.

ketika hujan semakin deras, ialalang yang kini berubah menjadi mawar mati seakan mengenaskan. Selama ini ia tak berbunga dan tidak seperti awalnya yang dia kira. Akar-akar dan batangnya tumbang tersapu  himpitan rumput iallang di tegah padang itu. Ialang-ilalang tak bisa mengantarkannya pergi, kecuali tebaran punai yang berjatuhan menutupi bangkai sampai melapuk terbawa fosil kenangan.
Lihatlah hari ini, betapa bahagianya hidup mereka diatas tanah gersang. Namun mereka tetap kuat dan kokoh ketika hujan dan badai menerpanya. Ia selalu terbawa angin kemanapun pergi namun tak membuatnya mati. Hanya beberapa punai yang bahkan menjadi pengabar kedatangan senja.
           
 Note” terkadang kita merasa jengah dengan apa yang kita miliki. Merasa kurang dengan apa yang sudah menjadi bagian diri kita. Bahkan kita rela menjadi orang lain hanya untuk membuat diri kita merasa bangga. Tapi, disaat kita tengah asyik dengan dunia orang lain, pernahkah kita sadari? Secara tidak langsung mengubar kekurangan dan tidak bangga menjadi diri sendiri.merasa malu dengan kemampuan yang kita miliki. Eksistensinya diri kita, adalah  sedetail mungkin menjadi grader buat diri kita sendiri. Karena ketika kita berusaha menjadi orang lain,sebenarnya tidak ada kesempatan untuk melihat siapa diri kita yang sebenarnya.
           
Bye ; Siluet Senja


Tidak ada komentar: