Ditengah
hamparan rumput yang berjauhan, rumput-rumput liar nampak terlihat asyik
dimainkan hembusan angin. Tak ada makanan selain siklus energi dan matahari
yang panasi suasana itu. Padang rumput terlihat gersang dan termangu diam di
tepi jurang yang dalam..Ketika senja menyapa, aku berharap waktu perlahan
berlalu. Dalam benakku ingin segera melepas rehat di ujung lelah. Dan hari ini
Nampak bersahabat. Dewi azura yang di tugaskan kerajaan langit pun terpakur
ketenangan memancarkan pesona birunya. Namun, ditengah kerumunan itu masih saja terdengar bisikan yang memecahkan
gendang telinga. Aku berjalan perlahan membelah hamparan ilalang. Di beberapa
sudut yang terlihat rumput itu masih perawan. Semakin penasaran, aku melihat sekuntum mawar
yang tumbuh diapit ilalang. Terlihat
layu, dengan mimik yang mengkhawatirkan. Aku terpakur diam dan menatapnya
tajam.“ mawar ini indah.. namun berduri
“ sahutku dalam hati, ah..
Lalu aku pergi dan memikirkannya di setiap perjalanan.
Aku berlari dan berharap bayangan mawar dan ialalng itu tidak bisa melihatku
menghabiskan sisa perjalanan. Langit tiba-tiba mendung, awan bergelayut seakan
ingin menumpahkan kesedihannya. Akhirnya, aku pun membalikan badan dan
melangkahkan kakiku kembali ke tempat itu.
***
“ andaikan kau mampu sepertiku mawar, walaupun terlihat hina
tapi semua orang lebih mengagumi keindahanku.” iallang yang anggun dan
sederhana itu kini terlihat menyombongkan dirinya dihadapan mawar..
“ sebenarnya aku juga tidak tahan dengan keadaan
seperti ini..terkadang hujan berusaha mengusirku .perlahan , mencabut sampai
serabut kakiku. Mungkin ingin melihatku mati
dan tidak nampak di bumi ini.. “ mawar yang malang itu berusaha tetap tegar dan menunggu akan keajaiban Tuhan
mengangkat dirinya pindah dari tebing jurang yang kelam.
“ jujur saja
mawar..aku ingin sepertimu yang terlihat cantik, aku mengakui keindahanku, aku
mengakui ke anggunanku, tapi aku lebih sengsara menjadi rumput liar yang hidup
di alam gersang. “
“ kau tak usah menjadi seperti aku,
ataupun berubah wujud sepertiku..
mungkin semua orang menyukaiku, aroma ku tak habisnya menjadi nafas kasih
sayang. Lalu bagaimana ketika hujan deras turun? Bagaimana ketika dewi ajura
bergelayut cemberut? Aku bisa mejamin bahwa
ucapan kau akan luput terbawa arus kesengsaraan. Suatu hati aku akan
mati disini..“ bunga mawar yang baik hati, terus menyakinkan
ilalang agar tidak menjadi bagian dari pesonannya. Akan tetapi, ucapannya semakin
membuat ilalang terkesima menjadi ratu bunga yang beraroma kasih sayang.
“ kasih sayang?
Kau jelek! Berduri, apa mungkin kau bisa dijadikan symbol kasih sayang?
Sementara kau terus membuat orang terluka ketika merayu keanggunanmu. Dasar kau sok jual mahal,,! “
“ aku meluruh bisu,
aku tidak bisa mempercayainya.. kau yang aku kira sederhana ternyata sikapmu
lebih sombong dari dandelion yang sebenarnya sangat baik.. “
“ bagaimanapun juga
aku ingin mejadi sepertimu .! perlukah ku tantang Tuhan tuk merubah wujudmu? “
“ ialang…kau tak
perlu menantang Tuhan hanya untuk merubah takdir , kita berdiri di atas tongak
kekurangan dan kelebihan. Betapa aku ingin menjadi wujudmu, memiliki punai yang
terbawa angin terbang tinggi.. “ dengan penuh harap, bahwa mawar tengah
menginginkan dirinya berubah menjadi ilalang semenjak di apit rumput-rumput
liar itu. Bahkan, mawar terus berusaha dan
meminta pada Tuhan dapat merubah wujudnya menjadi ilalang.
“ baiklah, kita
tunggu satu malam. maka wujud kita akan sama-sama berubah. Kamu akan menjadi
sepertiku yang terlihat sangat hina. Hhhhh “
Andai bumi dapat membaca perasaan, laju pada langit yang
menjadi tempat menyimpan segala kepiluan. Dewi azura telah larut di tenggelamkannya sang raja di ufuk
barat. Burung-burung kembali ke sarangnya sembari menghalaukan suara yang menyepik
buih bumi. Malam pun tiba, pertarungan cemoohan sengit itu kembali reda. Bumi
kian menyaksikan apakah mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan ataukah
benar-benar suatu kutukan. entahlah
“ ohhh inikan mawar
yang sesungguhnya? Wujudku berubah
menjadi mawar? Ini tak se buruk yang ku
kira. Tuhan telah mengabulkan doa ku menjadi ratu bunga. hhhh kini aku sudah menjadi ratu mawar yang
menguasai kecantikan seluruh bunga di negeri ini.. tidak akan terjadi hinaan pada
ialang dan ah,, orang-orang tidak akan
meludahi keadaanku lagi “
Ilalang
yang dulu, kini berubah menjadi mawar yang selalu menyombongkan dirinya. Apa
yang ia miliki walaupun teramat buruk tetap baginya adalah suatu keberuntungan.
Awalanya ilalang berjanji setelah wujudnya berubah menjadi mawar ia tidak akan
menjadi bunga sombong dan melukai banyak orang. Akan tetapi sebaliknya. Ialalng
yang dulu sederhana, sekarang ia bersembunyi di balik kesombongannya. Lalu ,
bunga mawar yang dulu menginginkan keadaannya menjadi iallang, sekarang ia terlihat
bahagia dengan kesederhanaannya. Satu bulan ke depan tak habisnya melahirkan
ilalang-ilalang baru dari puaninya yang terbelai rayuan angin.
***
Suatu hari, hujan lebat melanda padang gersang. Dengan
murkanya Tuhan memerintahkan langit supaya menampar
tanpa segan bahkan menyajikan badai. Hingga menyebabkan banyak pohon-pohn besar
tumbang padahal terlalu kuat dengan batang yang merasuki tajam sampai bawah
tanah. Hingga terdengar kabar ,bunga ilalang yang kini berubah menjadi mawar ia
menghabiskan sisa hidupnya sendiri. Sekuat semampunya dia menahan kesakitan karena hujan dan badai
itu mengguncang tubuhnya agar ia mati sampai serabut akar. Berkali-kali ilalang
itu berharap bisa berkumpul dengan rumput rumput liar yang seyoginya menjadi
teman di padang gersang itu.
“ ampun Tuhan..
ampun. Kembalikan lagi wujudku seperti semula, aku tak tahan dengan hujan badai
ini, yaa Tuhan. Aku tidak sanggaup menjadi orang lain, ,..”
“ mawar,,, dan kini aku memanggilmu mawar,
bertahanlah.Rasakanlah, betapa mendritanya aku waktu itu, bukannya aku sudah
mengatakan itu padamu? Tapi kau bersi keras ingin berubah menjadi orang lain,
sekalipun itu menjadi diriku.” mawar yang kini berubah menjadi iallang
terus menyapa ilalang yang berubah
menjadi mawar . Bahkan selalu mencoba untuk membuat ia tegar dalam kondisi
apapun.
ketika
hujan semakin deras, ialalang yang kini berubah menjadi mawar mati seakan
mengenaskan. Selama ini ia tak berbunga dan tidak seperti awalnya yang dia
kira. Akar-akar dan batangnya tumbang tersapu himpitan rumput iallang di tegah padang itu.
Ialang-ilalang tak bisa mengantarkannya pergi, kecuali tebaran punai yang
berjatuhan menutupi bangkai sampai melapuk terbawa fosil kenangan.
Lihatlah
hari ini, betapa bahagianya hidup mereka diatas tanah gersang. Namun mereka tetap
kuat dan kokoh ketika hujan dan badai menerpanya. Ia selalu terbawa angin
kemanapun pergi namun tak membuatnya mati. Hanya beberapa punai yang bahkan
menjadi pengabar kedatangan senja.
Note” terkadang kita merasa jengah dengan apa yang kita
miliki. Merasa kurang dengan apa yang sudah menjadi bagian diri kita. Bahkan
kita rela menjadi orang lain hanya untuk membuat diri kita merasa bangga. Tapi,
disaat kita tengah asyik dengan dunia orang lain, pernahkah kita sadari? Secara
tidak langsung mengubar kekurangan dan tidak bangga menjadi diri sendiri.merasa
malu dengan kemampuan yang kita miliki. Eksistensinya diri kita, adalah sedetail mungkin menjadi grader buat diri kita
sendiri. Karena ketika kita berusaha menjadi orang lain,sebenarnya tidak ada
kesempatan untuk melihat siapa diri kita yang sebenarnya.
Bye ; Siluet Senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar